Akidah

Relevansi Ikhtiar dan Takdir

...

al-ibar.net – Suatu hari, Nabi Musa mengadukan sakit giginya kepada Allah SWT. Lalu Allah SWT untuk mengambil beberapa helai rumput. Nabi Musa pun mengambilnya dan menempelkan rumput itu pada giginya yang nyeri. Tak berselang lama rasa sakitnya hilang.

Selang beberapa hari, sakit giginya kambuh lagi. Ia pun melakukan pengobatan herbal seperti yang pertama diperintahkan oleh Allah SWT. Namun, aneh, bukannya sembuh, malah rasa sakitnya tambah menjadi-jadi. Ia pun bermunajat kepada Allah SWT:

فقال إلِهى أَلَسْتَ أَمَرْتَنِي بِهَذَا وَدَلَّلْتَنِي عَلَيه فقال تعالى أنا الشَّافِي وأنا المُعَافِي وأنا الضَّارُّ وأنا النَّافِعُ قَصَدْتَنِي فِى المَرَّةِ الأُوْلىَ فَأَزَلْتُ مَرَضَكَ وَالآن قَصَدْتَ الحَشِيْشَةَ وَمَا قَصَدْتَنِي

“Nabi Musa bermunajat: “Tuhanku, bukankah Engkau memerinta-hkanku dan menunjukkanku untuk ini?”. Lalu Allah SWT menjawab: “Aku-lah penyembuh, Akulah pemberi kebaikan, Aku-lah yang mendatangkan mudlarat dan Aku pula yang mendatangkan kemaslahatan. Waktu sakitmu yang pertama, kau mendatangi-Ku, karenanya, Aku sembuhkan penyakitmu, tetapi kali ini, kau langsung mendatangi rumput itu, bukan malah mendatangi-Ku.”.

Dari cerita ini bisa kita ambil tiga pelajaran sekaligus: pertama, cerita ini membuktikan bahwa Allah-lah penentu segala sesuatu. Tak ada sesuatu pun yang luput dari ketetapan Allah SWT, karena Dia-lah yang mengendalikan alam semesta beserta isinya.

Kedua, seorang hamba tetap dianjurkan selalu berikhtiar semampunya, kendati ending-nya tetap Allah SWT yang menentukan. Oleh sebabnya, dalam cerita tersebut, saat Nabi Musa mengadu rasa sakit giginya, Allah tidak serta-merta langsung menyembuhkan begitu saja, Allah SWT tetap memerintahkan Nabi Musa untuk berikhtiar dengan melakukan pengobatan herbal yang berupa rumput.

Sekalipun usaha yang kedua tidak membuahkan hasil sebagaimana yang pertama, dan itu tambah memperkuat bahwa semuanya terkandung kehendak Allah SWT, dan ikhtiar manusia itu juga implementasi dari kehendak-Nya.

Hal ini selaras dengan jawaban Rasulullah SAW saat ditanya oleh seorang sahabat perihal praktik pengobatan:

عَنْ كَعْب بن مَالك قال : يا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ دَوَاءً نَتَدَاوَى بِهِ ورُقىً نَسْتَرْقِي بِهَا وَأَشْيَاءَ نَفْعَلُهَا هَلْ تَرُدُّ من قَدَرِ الله ؟ قال :( يا كعْبُ بَلْ هِيَ مِنْ قَدَرِ اللهِ )

“Diriwayatkan dari Ka’ab bin Malik, ia bertanya: “Wahai Rasulullah, apa pendapat Anda tentang pengobatan, ruqiyah dan segala hal yang kami lakukan, apakah semua itu bisa menolak takdir Allah?. Rasulullah SAW menjawab: “Wahai Ka’ab, semua itu adalah bagian dari takdir Allah”. (HR. Imam Muslim).

Ketiga, bahwa ikhtiar tersebut merupakan perintah Allah SWT. Karenanya, ketika seseorang malas bekerja dengan alasan rezeki sudah ditetapkan, tanpa sadar ia telah melalaikan perintah-Nya. Sehubungan dengan ini Syekh Said Ramadhan al-Buthi mengatakan: “Sikap kita kepada Allah harus sesuai dengan perintah-Nya, sedangkan terhadap sunah-Nya harus sesuai dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh-Nya sebagai asas keteraturan alam. Allah memerintahkan kita untuk makan bila lapar, minum bila dahaga, mencari obat bila sakit, dan menjaga kesehatan serta waspada dari segala hal-hal negatif. Kemudian Allah juga memerintahkan kita untuk mengetahui dengan yakin bahwa tidak ada satu pun yang berbuat sesuatu selain Dirinya.

Inilah konsep korelasi antara takdir Tuhan dan ikhtiar manusia yang benar sesuai tuntunan dari Rasulullah SAW, para sahabat dan para imam selanjutnya (Ahlusunah wal al-Jamaah). Bukan seperti pemahaman aliran Qadariyah yang berani menyepelekan Tuhan dan mengklaim Tuhan tak punya otoritas sedikit pun dalam perbuatan hamba-Nya. Juga bukan sebagaimana ideologi Jabbariyah yang menganggap bahwa manusia tak ubanya wayang yang tak bisa berikhtiar apa pun, semuanya terserah si dalang.

Afifuddin

Pengajar di Madrasah Miftahul Sidogiri

Kontributor

al-ibar.net dikelola oleh para penulis dan kreator yang butuh dukungan dari sahabat-sahabat. Yuk bantu al-ibar.net agar istikamah melahirkan karya yang mengedukasi dan berkualitas. Atas partisipasinya, kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Transfer donasi ke:

Bank Jatim
No Rek: 1282095285
A.n Yayasan Harakah Annajah Surabaya

Konfirmasi ke alibardotnet@gmail.com