Hadits

Mukmin yang Kuat Lebih Dicintai Allah SWT dari Mukmin yang Lemah

...

al-Ibar.net – Dalam banyak penjelasan, Rasulullah SAW sering memotivasi umatnya untuk menjadi orang berdaya. Memiliki kekuatan untuk mencipatakan perdamaian, membantu orang, dan mengalahkan musuh yang menyerang. Rasululllah SAW bersabda,

المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز وإن أصابك شيء فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا ولكن قل : قدر الله وما شاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان

“Orang beriman yang memiliki kekuatan itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SAW dari pada orang beriman yang lemah. Namun, keduanya sama-sama baik. Lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah SAW, dan jangan lemah. Jika sesuatu menimpamu, maka jangan kau katakan, “Andai saya melakukan ini maka akan begini dan begini,” tapi katakanlah, “Allah SWT-lah yang menakdirkannya. Apa yang Allah SWT kehendaki, maka terjadi.” Sebab, kata “Andai” membuka pintu godaan setan.” (HR. Muslim)

Dalam hadis ini Rasulullah SAW menegaskan, semua orang yang beriman itu baik karena keimanan adalah modal utama untuk menjadi hamba yang beruntung di dunia sampai di akhirat. Akan tetapi, di antara orang-orang yang beriman itu ada yang lebih baik, yaitu mereka yang memiliki kekuatan. Lalu, apa yang dimaksud dengan kekuatan dalam hadis di atas?

Kekuatan yang Dicintai Allah SWT

Imam al-Qadi ‘Iyadh menjelaskan dalam kitabnya, Ikmâl al-Mu’allim Bi Fawâid Muslim, setidaknya ada tiga kekuatan yang harus dimiliki orang-orang yang beriman. Pertama, kekuatan badan. Artinya, orang yang beriman sangat perlu memiliki fisik yang kuat dan badan yang sehat. Dengan badan yang kuat itu, orang mukmin lebih leluasa melakukan aktivitas-aktivitas positif. Bisa melakukan salat sebanyak-banyaknya, bisa bekerja untuk mencari nafkah, dan begitu seterusnya.

Oleh karenanya, menjaga kesehatan termasuk keharusan bagi orang yang beriman. Istirahat yang cukup, lari pagi, atau berolahraga adalah aktivitas-aktivitas yang tidak boleh ditinggalkan. Jika diniati dengan baik, akitvitas-aktivitas itu akan bernilai pahala.

Rasulullah SAW pernah berpesan pada sahabat Abdullah bin Amr bin al-‘Ash agar menjaga kesehatan. Waktu itu, sahabat Abdullah berpuasa di siang hari dan beribadah sepanjang malam. Rasulullah SAW berkata,

فَلَا تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

“Jangan seperti itu. Puasalah dan berbukalah. Beribadahlah dan tidurlah. Karena badanmu itu memiliki hak yang harus kamu penuhi.” (HR. Al-Bukhari)

Kedua, kekuatan harta. Orang mukmin yang memiliki kekuatan ekonomi itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT. Dengan harta yang dimilikinya, dia bisa berderma sebanyak-banyaknya. Bisa membantu dana masjid, pendidikan Islam, dakwah, atau tetangga yang membutuhkan. Juga, bisa membantu saudara-saudara Muslim yang teraniaya seperti di Rohingya, Uighur, Palestina, dan lain-lain.

Banyak sahabat Rasulullah SAW yang kaya harta, lalu kekayaan itu digunakan untuk membantu umat. Misal, Sayidina Utsman bin Affan. beliau mendermakan 300 unta dan 1000 dinar untuk kebutuhan perang Tabuk. Beliau juga membeli satu-satunya sumur yang ada di Madinah, lalu sumur itu diwakafkan untuk umat Islam.

Kekuatan ekonomi bisa membantu hati agar menjauhi perkara haram dan kekufuran. Sering terjadi kemiskinan membuat seseorang kehilangan iman. Hal ini sebenarnya sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW:

كاد الفقر أن يكون كفرا

“Hampir saja kefakiran menjerumuskan pada kekufuran.” (HR. Al-Baihaqi)

Ketiga, kekuatan hati. Kita menyadari bahwa dalam hidup ini tak semua yang kita harapkan bisa tercapai. Kadang kita ditimpa musibah, dirundung masalah, dan kesedihan yang pecah. Bisnis tidak jalan, anak istri memiliki banyak kebutuhan, ditambah lagi masih kena penipuan.

Nah, di sinilah kekuatan hati itu dibutuhkan. Apapun yang menimpa pada orang yang beriman, kudu kuat. Sehingga tetap semangat dan istikamah dalam barisan orang-orang yang taat.

Kekuatan hati juga sangat dibutuhkan dalam jihad, amar makruf nahi munkar, melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Tanpa kekuatan hati, orang yang beriman tidak akan bisa melakukan semua itu.

Jangan Malas!

Bagaimana caranya agar menjadi mukmin yang kuat? Menurut hadis di atas, lakukanlah empat hal berikut: Pertama, hanya lakukanlah sesuatu yang bermanfaat. Kedua, minta tolong kepada Allah SWT. Ketiga, semangat dan tidak lemah. Menurut Imam an-Nawawi, juga jangan malas. Keempat, tawakkal kepada Allah SWT.

Empat hal tersebut merupakan dasar bagi orang yang beriman agar menjadi orang yang kuat: Kuat secara fisik, mental, ekonomi, dan semacamnya. Artinya, jika kita melakukan empat hal itu, kita akan menjadi orang sukses.

Alakullihal, lewat hadis di atas, sebenarnya Rasulullah SAW berpesan agar kita menjadi orang yang berguna atau bermanfaat. Semakin berguna, maka kita semakin baik dan semakin dicintai oleh Allah SWT. Orang yang berguna tentu karena memiliki sesuatu yang berharga dalam dirinya. Hal itu bisa didapat asalkan tidak malas.

Yuk menjadi mukmin yang kuat! Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT. Bismillah!

Saifuddin Syadiri

Kader HMASS (Harakah Mahasiswa Alumni Santri Sidogiri) Surabaya dan aktif di FLP (Forum Lingkar Pena) Surabaya.

Kontributor

al-ibar.net dikelola oleh para penulis dan kreator yang butuh dukungan dari sahabat-sahabat. Yuk bantu al-ibar.net agar istikamah melahirkan karya yang mengedukasi dan berkualitas. Atas partisipasinya, kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya.

Transfer donasi ke:

Bank Jatim
No Rek: 1282095285
A.n Yayasan Harakah Annajah Surabaya

Konfirmasi ke alibardotnet@gmail.com