al-Ibar.net – Semarak media sosial membuat banyak wanita berlomba-lomba ingin terkenal. Berbagai cara agar diri mereka tampak sensasional di jagad media sosial. Dunia teknologi telah mengubah peradaban dunia. Wanita yang dulu pemalu, telah berubah menjadi pemberani dalam berbagai hal. Namun, sejatinya wanita, mereka mengimpikan untuk menjadi wanita terbaik atau wanita solehah. Lalu bagaimana Islam menuntun umatnya terutama wanita agar menjadi wanita solehah, berikut adalah ciri wanita sholehah perspektif al-Qur’an:
Wanita dengan kepribadian kuat
Siapa pun tidak bisa menghindar dari tantangan yang ada, termasuk perempuan. Contoh terbaik dalam hal ini adalah Asiyah, istri Fir’aun. Asiyah adalah tokoh yang dijadikan perumpamaan sebagai perempuan dengan karakter kuat dalam mencapai keimanan dan ketakwaan yang tinggi. Beliau berani dalam menampakan keimanannya kepada Fir’aun. Dia tidak takut dengan ancaman yang akan diberikan Fir’aun. Adapun ayat Al-Quran yang bersangkutan dengan kisah tersebut adalah:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan Allah SWT menjadikan isteri Fir’aun (sebagai) perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahrim: 11)
Asiyah adalah seorang perempuan yang tidak mudah terpengaruh oleh kenikmatan dunia. Ia tetap teguh dengan keimanan dan ketakwaan yang dipegangnya. Selain itu, dia juga tidak terpengaruhi oleh orang-orang yang kufur dan dzalim, padahal ia tinggal ditempat kerajaan yang indah dan megah, dengan perhiasan yang berkilauan, pakaian yang bagus, dan apapun yang diinginkan oleh para wanita di dunia sudah tersedia di hadapan Asiyah. Akan tetapi, Asiyah tidak tergiur dengan kemanjaan dunia yang ada, dia lebih memilih tempat yang kekal yang disediakan oleh Allah SWT.
Wanita yang berkarakter kuat adalah wanita yang mampu menguatkan keimanan dan ketakwaannya, tidak terpengaruh oleh jabatan, lingkungan maupun kenikmatan dunia. Sifat-sifatnya meliputi penyayang, cerdas, sabar dan teguh pendiriannya. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Asiyah adalah dalam kondisi apapun tidak menghalangi wanita salihah untuk beriman, keberlimpahan harta tidak membuat iman terbeli, bahkan lebih memprioritaskan akhirat dari pada dunia, optimis dan mendukung setiap kebaikan.
Wanita sebagai istri yang patuh kepada suaminya
Ketaatan seorang wanita kepada suami adalah wajib hukumnya, bahkan mengalahkan ketaatannya kepada orang tua. Seorang istri selain diwajibkan taat kepada suami, juga harus membuat suami ridha. Rasulullah SAW bersabda:
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi)
Maksud hadis tersebut adalah jika seorang istri meninggal dunia dan ketika hidupnya tidak membuat hati suaminya kecewa, maka dia akan memperoleh balasan surga, begitu juga sebalikya: istri yang tidak mentaati suami juga mendapat ancaman dari Allah SWT berupa laknat. Oleh karena itu, seorang wanita hendaknya mampu menempatkan dirinya pada posisi yang benar: apabila dirinya telah bersuami, maka yang paling berhak terhadap dirinya adalah suaminya, melebihi bapak dan ibu serta keluarganya yang lain.
Wanita yang pandai dan cerdas
Seorang wanita adalah ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Pendidikan anaknya berada dalam tanggung jawabnya. Oleh karena itu, seorang wanita haruslah cerdas dan pandai agar ia mampu membentuk generasi-generasi bangsa yang cerdas. Ia juga harus berwawasan luas sehingga tidak mudah terbawa gosip dan tidak percaya pada hal-hal yang irasional.
Allah SWT secara khusus menunjuk baik kepada perempuan maupun lelaki untuk menegakkan nilai-nilai Islam dengan beriman, bertakwa dan beramal. Allah SWT juga memberikan peran dan tanggung jawab yang sama antara lelaki dan perempuan dalam menjalankan kehidupan spiritualnya. Allah SWT pun memberikan sanksi yang sama terhadap perempuan dan lelaki untuk semua kesalahan yang dilakukannya, sebagaimana yang dipaparkan dalam surat al-Ahzab ayat 35:
إِنَّ ٱلْمُسْلِمِينَ وَٱلْمُسْلِمَٰتِ وَٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلْخَٰشِعِينَ وَٱلْخَٰشِعَٰتِ وَٱلْمُتَصَدِّقِينَ وَٱلْمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلْحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَٱلْحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرًا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, lakilaki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab: 35)
Wanita yang menjaga kesuciannya
Seorang wanita diwajibkan untuk menjaga kesuciannya dari perbuatan keji. Karena kesucian merupakan suatu kehormatan bagi yang menjaganya. Setiap lekukan indah pada tubuhnya, geraian rambut panjang adalah mahkotanya dan suara lembut yang merdu, semua itu harus dijaga kesuciannya. Adapun ayat al-Qur’an yang berkaitan tentang menjaga atas dirinya adalah QS. al-Nisa’, ayat 34:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. al-Nisa’: 34)
Jika al-Quran telah menjelaskan ciri wanita solehah yang patut dianut, maka selayaknya setiap wanita mengikuti petuah-petuah dalam firman-Nya. Jika bukan al-Quran yang menjadi pedoman setiap muslimah, maka hancurlah perangai mereka. Maka dari itu al-Quran perlu ditanamkan dalam hati setiap wanita, agar mereka selamat dari terombang-ambingnya zaman. Ingat, sebaik-baiknya perhisan dunia adalah wanita solehah.